Antara CINTA dan BENCI

Sesungguhnya, dalam kehidupan sehari hari kita berusaha untuk membahagiakan setiap orang,dengan berharap kita di cintai, tetapi kenyataanya kita tidak kan bisa membahagiakan semua orang yang kita harapkan, kenapa???

Alasan pertama
parameter kebahagiaan yang akan menumbuhkan rasa cinta bagi setiap orang berbeda beda, sesuai dengan apa yang ia pikirkan dan lingkungan yang membentuk sikap kesehariannya.

Alasan kedua
Kebahagiaan itu ada yang bersifat materi atau non materi, yang kualitatif atau kuantitatif, juga kebahagiaan yang esaat atau yang kekal.

Jangan berharap kita akan mampu membahagiakan semua orang, dan bersiaplah kecewa ketika hal itu tidak akan pernah terjadi..
Dalam keseharian, begitu mudah kita dapati fenomena yang menunjukan perseteruan abadi antara kebaikan dan keburukan, kesantunan melawan kemarahan, dan keshalihan melawan kemaksiatan. Kita selalu dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah dan mengharuskan kita untuk memilih salah satu dari hal tersebut, melakukan kebaikan atau kejahatan, atau sebaliknya.
Ketika kita melakukan kebaikan, maka orang orang yang sama berbuat kebaikan dengan senrinya akan menaruh rasa cinta kepada kita dan orang-orang yang berbuat buruk akan membenci kita, begitu juga sebaliknya.
Memang suatu hal yang wajar bila kita ingin selalu di cinta, disayangi, dan ingin di terima oleh semua orang, semua kalangan, semua lapisan masyarakat dimana pun kita berada. Tapi kita harus ingat hal tersebut tidak akan pernah terjadi sebab tidak semua orang bisa mencintai dan menerima kita dan tidak emua orang membenci apa yang kita perbuat.
Kemudian semua itu dikembalikan kepada kita, apakah kita akan dicintai dalam keadaan berbuat baik, atau berlaku maksiat??
Allah SWT dengan indahnya mengajarkan kita didalam QS Asy syam 
"maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,  sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya" Wallahu alam 


Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih komentarnya. Seandainya ada kesalahan dalam penulisan dalil-dalilnya mohon koreksinya, kritik dan sarannya kami tunggu jazakallah